Sejak dekade ’90-an banyak remaja dan muda-mudi Indonesia merayakan Hari Kasih Sayang yang jatuh tepat setiap tanggal 14 Februari. Namun banyak dari mereka yang tidak mengetahui riwayat ini secara benar. Bahkan di tengah ketidaktahuan ini masih pula ditambah dengan kesalahpahaman yang terus berlanjut.
Padamulanya Valentine Day (Hari Kasih Sayang) adalah peringatan tradisional masyarakat Yunani Kuno yang dilanjutkan sampai Abad ke-5, tentang adanya Dewa Cinta yang sedang membidikkan anak panahnya. Eros (inspirasi untuk kata ‘erotis’), versi Yunani dari Cupid, digambarkan sebagai sosok pemuda tinggi, atletis, heroik, dan memiliki sayap. Demikian ujar Angeline Chiu, profesor dari University of Vermont kepada USA Today. Lalu kenapa sekarang bentuknya mirip bayi?
Menurut Chiu, perubahan Cupid dari pemuda gagah jadi bayi lucu berasal dari seni era Renaissance.
“Raphael dan para seniman lain melukis bayi kecil montok di mana-mana,” kata Chiu. “Mereka tak bermaksud melukis Cupid. Mungkin untuk menggambarkan cinta secara umum,” tambah dia.
Namun, gambaran Cupid sebagai bayi lucu itu bertahan hingga saat ini.
“Raphael dan para seniman lain melukis bayi kecil montok di mana-mana,” kata Chiu. “Mereka tak bermaksud melukis Cupid. Mungkin untuk menggambarkan cinta secara umum,” tambah dia.
Namun, gambaran Cupid sebagai bayi lucu itu bertahan hingga saat ini.
Cokelat dan Mawar Merah
Nah, senjata Cupid sang Dewa Cinta yang berubah ini pada jaman yang lebih kemudian ikut mengalami transformasi. Senjata Cupid yang semula adalah panah berikut anak panahnya yang siap dibidikkan, kini telah berubah wujud menjadi Mawar Merah dan Cokelat.
Pada abad ke-18, Charles II dari Swedia memperkenalkan ide bahwa bunga melambangkan emosi atau pesan tersirat. “Saat ini, mawar merah berasosiasi dengan gairah cinta, mawar merah muda untuk persahabatan, putih untuk kemurnian, dan merah-putih adalah persatuan,” kata Jennifer Sparks, juru bicara Society of American Florists. Namun, ia menyarankan, pemberi bunga tak usah pusing memikirkan soal makna. Fokus saja pada bunga yang disukai oleh penerima.
Cokelat telah lama dianggap sebagai afrodisiak, pembangkit gairah. Dimulai di Abad ke-17, saat biji cokelat kali pertama dibawa ke Eropa dari Meksiko dan Amerika Tengah, bangsa Eropa mengaitkannya dengan kisah tentang Montezuma dan istri-istrinya. Abad ke-19 adalah masa di mana permen dan kudapan manis lebih terjangkau untuk kelas menengah, seiring produksi massal cokelat.
Pada tahun 1868, Richard Cadbury mengeluarkan cokelat Hari Valentine pertama. “Ada gagasan afrodisiak yang membuat cokelat sesuai untuk Hari Valentine,” kata Alexandra Leaf, ahli kuliner sekaligus pendiri Chocolate Tours of New York City.
Sejak itu banyak remaja dan muda-mudi yang rajin mengirimkan Mawar Merah dan Cokelat Valentine kepada (calon) kekasihnya.
Parcel Bunga Mawar Merah dan Cokelat
Nah, bagi Anda yang tengah jomblo dan sedang mengincar gebetan baru atau yang ingin membidikkan panah asmaranya lebih dalam ke hati kekasih sejatinya, silakan hubungi Toko Parcel Bunga Mawar Merah dan Cokelat Valentine di Surabaya. Toko bunga di Surabaya ESFlorist memiliki banyak pilihan Mawar Merah dan Cokelat Valentine yang pasti akan menggetarkan hati pujaan Anda. Menusuk hati kekasih Anda lebih dalam dengan cinta.
Anda bisa memesan secara langsung ke Toko Bunga Surabaya Online di Jalan Pasar Bunga Kayun C – 30A, Embong Kaliasin, Kota SBY, Jawa Timur, Indonesia – 60271. Atau cukup dengan menghubungi Cs. kami Joko Pranoto di nomor telp. 085105884008. Atau cukup dengan kontak via WA
Salam,
Posting Komentar